Anak adalah orang yang menjadi pelengkap bagi kebahagiaan kehidupan keluarga kita, dan kita juga akan menganggap bahwa kesempurnaan keluarga kita akan tercipta ketika terlahir anak ditengah percintaah yang kita jalani.
Kondisi dimana istri kita saat mengandung, melahirkan dan menyusui akan menjadi perjalanan hidup yang terasa indah dan menyenangkan bagi seorang ibu dan rasa melindungi dan merawat yang ekstra menjadi perhatian yang diutamakan bagi seorang ayah tentunya. Jika Anda belum memiliki keturunan dan ingin mendapatkannya, KLIK TERAPI MENYUBURKAN KANDUNGAN.
Namun, apakah sebagai orang tua anda sudah tahu berbagai macam gangguan yang akan dialami oleh calon atau anak Anda sekarang ini? Ya....... Itulah yang menjadi tantangan bagi orang tua untuk menjaga, merawat dan mendidik anak sebaik-baiknya.
Salah satu gangguan yang banyak dialami oleh anak adalah Gangguan AUTIS. Autisme adalah gangguan otak yang sering membuat penderita sulit untuk berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain. Pada autisme, beberapa wilayah otak gagal bekerja sama.
Kebanyakan penderita autisme akan selalu memiliki masalah untuk berhubungan dengan orang lain. Tetapi dengan diagnosis dan pengobatan dini, penderita autisme akan sangat terbantu untuk mencapai potensi penuh mereka.
Apa yang harus kami lakukan untuk menyembuhkan gangguan autis?
Banyak cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi gangguan autis, salah satunya adalah Terapi Lumba-Lumba.
Lumba-lumba mempunyai gelomba sonar (gelombang suara dengan frewkuensi tertentu) yang dapat merangsang otak manusia untuk memproduksi energi yang ada dalam tulang tengkorak, dada, dan tulang belakang pasien sehingga dapat membentuk keseimbangan antara otak kanan dan kiri.
Selain itu, gelombang suara dari lumba-lumba juga dapat meningkatkan neurotransmitter. Itu sebabnya beberapa ahli menyatakan terapi lumba-lumba baik untuk para penderita gangguan saraf. Terapi lumba-lumba bahkan disebut mampu meningkatkan kemampuan bicara dan keahlian motorik anak autistik.
Lalu bagaimana dan seperti apa terapinya? Terapi ini awalnya dikembangkan Dr.David Nathanson, Ph.D. dari The Dolphin Human Therapy Centre di Florida, Amerika Serikat, pada awal 1980-an. Dalam sesi terapi yang berlangsung di kolam renang, pasien diminta berenang, menyentuh, memberi makan, hingga mengelus lumba-lumba. Tentunya yang digunakan adalah lumba-lumba jinak yang sudah terlatih. Selanjutnya, program terapi didesain sesuai kebutuhan anak dengan bimbingan khusus.
Saat ini, baru ada dua tempat di di Indonesia yang memiliki fasilitas terapi lumba-lumba yakni di Bali dan Pulau Bidadari.
Karena keterbatasan ini, terapiotak.com kemudian menawarkan produk CD Terapi Anak Autis yang menyerupai terapi lumba-lumba. Gelombang Sonar yang dihasilkan oleh lumba-lumba direkam, dan ditiru pola gelombangnya untuk diproduksi secara digital.
Posting Komentar